Aspihani Prediksi 7 Juta Jama’ah Haul Abah Guru Sekumpul Bakal Padati Kota Martapura di Hari Minggu 5 Januari 2025
Martapura; sinarbanua.com | HAUL Abah Guru Sekumpul 2025 kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat muslim. Acara yang rutin digelar setiap tahun 2025 ini akan menjadi peringatan ke-20 wafatnya KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, atau akrab disapa Abah Guru Sekumpul.
Sebagaimana biasanya organisasi advokat yang terlahir di Kabupaten Banjar, Gambut Kalimantan Selatan, yakni Perkumpulan Pengacara dan Penasehat Hukum Indonesia (P3HI) menyalurkan bingkisan yang di bagikan ke para jama’ah di jalanan menuju ke Martapura.
“Insya Allah di hari Minggu tersebut, P3HI akan berpartisipasi membagikan ratusan bahkan ribuan bingkisan juga. Stand nya Insya Allah di Kilometer 17 Jalan A. Yani – Gambut, dan juga di depan kantor DPD P3HI Kalsel,” kata Aspihani Assegaf yang merupakan Ketua Umum P3HI, saat di wawancarai oleh awak media ini.
Aspihani pun menyampaikan, bingkisan berupa makanan dan minuman tersebut di dapatkan atas bantuan dari para Advokat P3HI sendiri, “Ya patungan lah, Insya Allah. Hal demikian ini berkah karomah dari ke Walian Abah Guru Sekumpul sendiri,” terangnya.
Aspihani memprediksi para jama’ah yang hadir dalam Haul Abah Guru Sekumpul di tahun 2025 ini pada acara puncak Minggu malam, 5 Januari 2025 akan mencapai tujuh juta jama’ah. Hal demikian di lihat kata Aspihani sejak kemarin sepanjang berbagai jalan menuju Kota Martapura sudah di penuhi oleh para Jama’ah yang akan mengikuti Haul Akbar Abah Guru Sekumpul tersebut.
Bahkan Kapolda Kalsel sebelumnya menyebut, “Jumlah jamaah kemungkinannya lebih dari 3 juta orang, bahkan bisa melampaui acara haul tahun lalu.”
Tak hanya menjadi momen spiritual, haul ini juga menjadi ajang silaturahmi besar-besaran umat muslim dari berbagai penjuru. Tradisi ini tak pernah sepi, bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Martapura Kabupaten Banjar sendiri.
Bagi Anda yang tidak dapat hadir pada malam puncak, jangan khawatir! Panitia telah menyiapkan acara tambahan pada tanggal 7 atau 8 Januari 2025. Undangan khusus ini menjadi kesempatan bagi keluarga dan kerabat almarhum untuk mengenang jasa besar Abah Guru Sekumpul dalam suasana yang lebih intim.
Untuk memberikan akses yang lebih luas, haul tambahan dijadwalkan pada 11 atau 12 Januari 2025. “Kami ingin memastikan semua jamaah memiliki kesempatan untuk hadir,” kata salah satu panitia acara. Dengan jadwal fleksibel ini, jamaah tetap dapat merasakan atmosfer spiritual meskipun tidak hadir di acara utama”.
Pantauan awak media ini, ribuan tenda posko-posko yang menyediakan konsumsi gratis sudah siap menanti jama’ah yang ingin berharap hidangan, dari kopi, teh dll bahkan berbagai jenis makanan pun sudah dihidangkan sejak hari ini, Kamis (2/1/2025) .
Selain itu, posko pelayanan dari Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan akan hadir di beberapa titik strategis. Posko ini menyediakan informasi, panduan arah, hingga tempat istirahat sementara.
Selain konsumsi gratis, ratusan bahkan ribuan transportasi gratis pun sudah tersedia, baik berupa mobil, Bus, kapal, klotok, hingga sepeda motor (ojeg gratis).
Menghadapi jutaan jama’ah, panitia dan pihak berwenang telah menyiapkan pengaturan lalu lintas yang matang.
Jalan menuju Mushalla Ar-Raudhah akan ditutup sementara untuk memastikan kelancaran akses. Aparat kepolisian bekerja ekstra keras demi kenyamanan semua pihak.
“Kami ingin memastikan jamaah merasa nyaman dan terfasilitasi,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kalsel.
Tradisi pembacaan Maulid Habsyi setiap malam Senin sebelum acara puncak menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, doa arwah dan pembacaan Yasin selepas Magrib menjadi bagian penting dari prosesi spiritual ini. “Ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bentuk penghormatan kepada Abah Guru Sekumpul,” ujar seorang jamaah setia.
Awal tahun 2025, Martapura akan menjadi pusat perhatian dunia. Dengan jumlah jama’ah jutaan tersebut, kota kecil ini akan menjadi lautan manusia.
Sumbangan baik dari pihak swasta maupun para pejabat sudah berdatangan baik berupa ratusan ekor hewan Sapi hingga lauk pauk berbagai jenis maupun makan ringan lainnya, sehingga tidak akan membuat khawatir jama’ah.
Guru Sekumpul atau Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari, lahir di Desa Tunggul Irang, Kota Martapura pada 11 Februari 1942. Ulama besar asal Kalimantan Selatan ini meninggal di Sekumpul Martapura, 10 Agustus 2005 di usia 63 tahun. Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani adalah ulama dan tokoh yang sangat kharismatik dan populer di Kalimantan Selatan.
Beragam sebutan dan gelar yang disematkan kepada ulama tanah Banjar, Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, di antaranya adalah:
Masa kecil Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani disebut Qusyairi. Dia juga dikenal dengan sebutan Guru Sekumpul, Guru Ijai Keraton (asal domisili sebelumnya di Kelurahan Keraton), Guru Zaini Sekumpul, Tuan Guru dan Abah Guru Sekumpul.
Adapun gelar panjang yang diberikan masyarakat luas terutama dari kalangan ulama adalah:
Kyai Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani, Syaikhuna al-Alim al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani, Syaikhuna al-Alim al-Allamah al-Arif billaah al-Bahr al-Ulum al-Waliy al-Qutb As-Syaikh al-Mukarram Maulana Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari.
Guru Sekumpul dilahirkan malam Rabu 11 Februari 1942 (27 Muharram 1361 Hijriyah) di desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar dari pasangan suami-istri Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman dengan Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.
Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari. Adapun silsilahnya adalah : Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari sampai nasabnya ke Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib (cucu Rasulullah SAW).
Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama Hj. Rahmah. Syekh Muhammad Zaini memiliki 2 putra, yaitu Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali. (Yun; TIM)